The Crisis of Modern Social Life , kata-kata ini saya baca dari Judul Buku Ian Parker (Psycholog) saat saya tanpa sengaja melewati lorong buku-buku Psikologi di Gramedia dan teringat akan janji saya kepada Bunda ATI (teman dari Friensdster) untuk menulis ttg krisis kehidupan social yang dialami oleh beberapa Persit di tubuh organisasi kita…
Namun dalam tulisan kali ini krisis yang terjadi adalah krisis sosial secara cultural. (The Crisis in Cultural Social Life), bukan krisis kehidupan modern..
Beberapa gejalanya adalah :
selfish, unrespectable on their surroundings and environs, narcissism, they don’t take a responsibility about what happened in their neighborhood, Laugh Out Loud, be angry and disagreeable in public, weeessss,, bahasanya maksa gitu ..!!!
its fine lah, itung itung melancarkan bahasanya Mas Brad Pitt (Fav Actor of mine)
Akhir akhir ini, banyak diantara anggota Persit muda yang mengalami krisis sosial secara kultural, bahkan terkadang melampaui wewenang senior, utamanya jika sang suami memiliki Jabatan “DAN” ,
Pemegang kepercayaan penuh sang Pimpinan,
atau yang orang tuanya berpangkat Bintang , power syndrome (not all, ada juga kok anak Jendral yang benar-benar baik, pintar dan ber tatakrama baik).
namun ada diantara Junior yang merasa memiliki kelebihan, ntah itu perasaan lebih pintar karena jenjang pendidikan lebih tinggi (S-2), merasa lebih muda dan enerjik, merasa lebih mampu memimpin organisasi dengan mengabaikan personal feeling yang ada di dalam komunitas tersebut.
Padahal latar belakang pendidikan dan ekonomi hanyalah sebagai pendukung dalam organisasi kita yang salah satu dasarnya adalah "kekeluargaan". (Not Your CV= Curriculum Vitae)
Mereka cenderung mengabaikan asas-asas yang telah diperjuangkan oleh pendiri Persit tercinta ini.. Apa mereka belum mampu memahami arti luhur Asah Asuh Asuh… Ketidakpekaan itulah yang terjadi pada diri mereka.
So.. here the question :
Apakah azas Teach, Love and Care (Asah Asih Asuh) hanya sebagai slogan belaka tanpa makna / arti yang mampu kita implementasikan dalam keseharian berorganisasi dan bersosialisasi…????
Siapa yang bertanggung jawab dengan semakin mengendurnya nilai itu ????
Barometer apa yang digunakan untuk mengukur kelestarian azas azas yang selalu di gaungkan disetiap acara pertemuan anggota, disetiap kunjungan kerja unsur pimpinan dan tertera dengan jelas dalam AD ART..????
Pada TOP level organisasi, nilai-nilai ini masih sangat terjaga, karena ada beliau-beliau yang masih menjaga etika, adat istiadat budaya timur, dengan cara mengunjungi mantan unsur pimpinan yg sudah purna, melaksanakan kegiatan saresehan lintas generasi.
Namun tidak demikian halnya pada level bawah yang hanya respek / loyal kepada istri & keluarga atasan langsung / pimpinan dari suaminya karena mungkin mereka pikir sikap tersebut akan mendatangkan keuntungan bagi karier suaminya.
Padahal sikap yang dipelihara itu sama sekali kurang tepat. atasan akan selalu berganti. Atasan juga tidak menjamin cemerlangnya karier suami…
Dengan kata lain bahwa perilaku tersebut sudah mereka pikirkan, sengaja dan harus mereka kerjakan karena adanya suatu kepentingan tertentu.
Perilaku dan cara berfikir seperti itu tentu tidak sesuai dengan budaya yang diwariskan nenek moyang kita yang penuh kepedulian, keharmonisan, ringan tangan mengandung sifat gotong royong, mulia hati, mengutamakan kepentingan umum untuk orang banyak atau kebersamaan, dan kemasyarakatan.
Itulah makna dari nilai-nilai hakiki budaya timur yang mulai terasa kering tak terjaga dan cenderung ditinggalkan.
Sebagai generasi muda, apakah kita akan berdiam diri menyaksikan etika budaya timur yang tidak terasa mulai ditingalkan & akan berubah menjadi budaya barat.
Tidak berperilaku santun kepada seseorang yang tidak kita kenal dengan alasan karena dia bukanlah atasan langsung .
Salah satu kisah:
Dalam sebuah acara ceremony, yang dihadiri oleh berbagai generasi dalam Organisasi Persit (Persit Senior, Perip dan Warakawuri), untuk kelancaran acara tersebut tentu ada kordinator, dan kordinator acara tersebut adalah seorang istri Danyon (Yon Pemukul Kodam), sebut saja Ny.Kutilang (sesuai perawkannya Kurus Tinggi Langsing)
Ny.Kutilang mondar mandir dalam ruangan tersebut, karena memang dia sebagai orang yg dipercaya untuk mengatur kelancaran acara, dengan menyandang gelar "sang kordinator", si doi perintah sana, perintah sini, suaranya bisa terdengar ke separuh ruangan... Dia bahkan sedikit mengabaikan siapa siapa saja yang berada diruangan Aula tersebut, sehingga terabaikan etika kesopanan, tiada tegur sapa terhadap senior, sesepuh yg ada di ruangan tsb, semakin diperhatikan,,, eeeee... malah justru semakin menunjukan ke”AKU”annya, semakin cuek, semakin mengibaskan rambut curling-nya…..(abis dari salon ne...??)
Pada saat acara ramah tamah dengan makan siang, beberapa undangan (termasuk Perip & warakawuri) memilih untuk tetap berdiri dekat Buffet Dessert & Buffet Buah-buahan, melintas lah si Ny.Kutilang dengan gaya berjalan ala di cat walk, tanpa basa basi menyapa atau manggut kepada para sesepuh yang berdiri , hanya melirik dengan ujung mata tanpa memalingkan kepalanya....uuuh sadis ne...!!!
"de'e sopo to jeng, wara wiri ae …???" (dia siapa sih, balik balik mulu) tanya salah seorang Warakawuri kepada ibu-ibu muda yang membagikan piring di meja perasmanan...
"ooo Niku bu Danyon Raider 000, enten nopo to bu ??" (o itu ibu Danyon raider 000, ada apa emang bu?) si Ibu muda balik betanya.
"ora popo.... gayane iku lo, koyo sing kuoso ae, ora nduwe totokromo.." (ga papa... gayanya itu lho, kaya paling kuasa aja, gak punya tatakrama) .... uuuuh tajem bo...!!!
Dari pembicaraan singkat diatas, menunjukan bahwa ada kekesalah dari sesepuh kita atas sikap yang dimiliki Ny. Kutilang (dan mungkin masih banyak lagi)
Kita-kita sebagai generasi muda penerus estafet organisasi, tentu sungkan juga dinilai "Ara Nduwe Totokromo",, terus harus diapain dong oknum Persit yang begitu...??? apa seharusnya diberikan wejangan khusus dan tegas bahwa dia tidak pantas bersikap demikian... gak cukup hanya itu kaleee..!!!
Seru kali ya kalo ada "Kawah Chandra Dimuka ala Persit…" aku mau deh ikutan....!!!!
Siapa yang punya Ibu Danyon or Pimpinan yang seperti itu…???
Jangan ragu sampaikan kepada kita-kita,, supaya kita bisa ingatkan bersama-sama, agar menjaga nilai-nilai moral etika budaya bangsa kita… Atau kita masukin ke "KAWAH" tadi rame-rame… hehehehe….mana ada yang berani cuy...!!!
Nah ini ada 5 Dasar Tips dari Teh Offi: (kaya Pancasila aja 5 Dasar) :
1. Dalam sebuah acara dan tidak salah bersikap, hormati seluruh orang yang tidak kita kenali, jangan sampai kita salah alamat, alias kualat, nyuruh senior manggilin supir anda,,, weeeesss kasus tuh, apalagi banyak pimpinan di TNI yang istrinya jauh lebih muda dibandingkan usia kita. Jangan mentang mentang dia terlihat lebih muda langsung nganggap dia pasti Junior dan dipanggil "Jeng" ….
2. Kenal atau tidak, hormati sesepuh disekitar kita dengan memberikan senyum, salam atau sapa (sun tangan cipika-cipiki ritual budaya timur), dan sedikit chit chat , jangan melenggang aja depan beliau. minimal manggut deh...
3. Dalam sebuah acara gabungan kepengurusan or acara gabungan dengan organisasi lain (Jala , Pia or Dharma Wanita) Jangan duduk di barisan paling depan sebelum TOP Leader hadir, duduklah di barisan ke 4 or 5kecuali sudah ada name tag di kursi. Malu-malu-in kalo udah duduk depan terus disuruh mundur,,, kecian deh….
4. Tersenyumlah pada semua orang, tapi hatimu jangan,,, (Ike Nurjanah kaleee…),, karena senyuman juga adalah sedekah… Senyum yang ramah, karena senyuman dapat memberikan kesan yang baik saat kita bertemu dengan orang-orang baru, kalo perlu tuker-tukeran no HP, foto bareng trus upload di FB…adict FB banget sih...
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia…. LOH KOK…??
:-)) sorry udah stuck nih cari-cari ide tips,,, kalo ada yang mau nambahin boleh banget…
Thanks ya udah mau mampir di Blog ini,,,
sekali kali ada yang kasih comment tajem, pedes, menusuk, berdarah darah , jungkir balik sekalian kek, biar seru,,, !!!! jangan hanya setuju, udah jenuh nih dengan pujian,,haha,,, siapa elo…. Kenalin gw A B C D E F G H = Aduh Boo Capee DEeeeh Flease Geto Lhoo… bahasana maksa deui yeuh…
Ok Girls,,That's all from me for now...!!! don't forget ti drop me some words in comment box. It’ll be nice if you leave some words to let me know who you are...
Wise Word for this Post :
"Change will not come if we wait for some other person or some other time. We are the ones we've been waiting for. We are the change that we seek." —Barack Obama
Yup, bener banget ini Pidatonya Barack Husein Obama pada saat Inagurasi November tahun lalu,, dan saya juga berusaha untuk balik bertanya dalam diri : Perubahan apa yang kira-kira akan saya lakukan dalam kehidupan pribadi saya,??? dan saya harus selalu menginspirasi diri untuk membuat hidup ini berubah menjadi lebih positive,, bagaimanapun juga kita adalah perubahan yang kita cari selama ini...
Untuk teman-teman yang selama ini merasa memiliki kekurangan dalam bersosialisasi or berbasa-basi (termasuk saya juga) gak ada ruginya mulai merubah ke"selfish"an dengan mulai menyapa teman-teman lama yang sudah tidak pernah disapa, "berubah menuju hal yang lebih positive..."
8 comments:
sip ..ijin teh, kalo boleh mita nambahin dikit,…sebenernya dalam bergaul dimanapun,..sebagai umat muslim pegangan kita dalam salah satu hadist Rasulallah SAW ada dan sudah sangat jelas dan GAMBLANG..
Hadist Rasul Bukhari Muslim, yang kira kira berbunyi :
” bukan umatku, dia yang TIDAK MENGHORMATI YANG DI ATASNYA, dan bukan umatku pula, diA yang TIDAK MENYAYANGI YANG DI BAWAHNYA”
MENGHORMATI YANG DIATAS KITA…SIAPA YANG DIATAS KITA? TENTUNYA SUDAH PASTI,
1. ORANG TUA KITA
2. ORANG YANG USIANYA LEBIH TUA DARI KITA(kakak, oom, tante, bude, bulik, nini, aki,…dst..)
3. PIMPINAN KITA, TERMASUK SENIOR, ISTRINYA SENIOR, DLL
4. orang yang mempunyai ilmu agama, guru, kepandaian atau keterampilan yang lebih dari kita, alim ulama tokoh masyarakat, pemimpin negara kita, dll
….dst
siapa yang harus kita sayangi atau kita santuni?tentunya jelas sebagaimana sabda Rasul tsb, adalah, antara lain
1. fakir miskin, anak yatim,
2. orang yang usianya di bawah kita, junior suami, bawahan atau anggota suami kita atau pegawai, karyawan yang berada di bawah kita,..dst…
3. dll…
jika kita bisa memahami dan mengerti serta melaksanakan salah satu petunjuk BLIAU tsb,..insya Allah teh, ga kan ada lagi adik adik kita yang SOK istri DAN, yang arogan.
jangan cuma ingin disayangi tanpa bisa menghormati orang lain, sebaliknya jangan cuma maunya dihormati, di bawain tas nya ( hehe) tanpa pernah memberi kasih sayang kepada orang lain. kasih sayang aja ga ngasih, apalagi saran, nasihat …komo ngasih THR mah…ga mungkin banget…budaya nya masih nyetor ke atas…heran saya?! sssttt…hihih)
Tidak cuma di PERSIT ko teh,…ihhhh di Bhayangkari mah komo….buanyak buanget! banyak nu pepelekek , istilah orang sunda mah…ngajago mentang 2 anak jendral, incu menteri, sepupu kapolres,..keponakan gubernur,…saya mah cuma tetangga pak rt…kekekkkkk…jengkel juga si…tapi ya memang mungkin juga mereka itu ga ada teladan ato ga ada contoh …mungkin ya teh? tapi kebanyakan si karena memang mereka secara personal udah ga jelas SOPAN SANTUN nya kaliii…walo jujur, banyak juga si,..adik adik yang masih sangat santun..termasuk para putra putri jendral jendril senior 2 kita tsb…
ato mungkin juga krn seniornya juga memang kadang ga bsa kasih conth yang baik..sehingga adik adik ini tambah semaunya sendiri…hiiii sereeeemmmm…hehehe
tapi ya demikian lah fenomena di dalam organisasi yang bersifat FUNGSIONAL DEPARTEMENTAL,.. dimana SANG pemimpin adalah orang yang diangkat karena jabatan suaminya, jadi dia memegang jabatan KETUA tsb bukan karena kemampuannya pribadi, tetapi karena secara FUNGSIONAL mengikuti struktur ke organisasian institusi dimana suami nya berdinas…
hmmm…sangat ketimuran sekali…oleh karena itu,…etiket berorganisasinya tentunya tidak terlepas dari etiket ketimuran yang sangat santun, penuh dengan anggah ungguh,..yang sesungguhnya sangat harmonis dan indah jika kita pahami secara ikhlas…
dan hal inilah yang sudah hampir memudar…
tugas kita lah teh…cie cie cieeee….untuk supaya itu yang mau pudar jangan sampe bener bener pudar…tar bisa bisa modar…hehehe…
U know what I mean lah sissss….
oke teh, nice sharing with u here…ur blog gimmi an inspiration teh…swear! keep writting ya teh…ijin!
Mbak Offie, manusia emang suka sekali ‘menjebakkan’ diri dengan atribut yang dia miliki seperti pangkat (suami), keturunan, kekayaan, gelar pendidikan dll sehingga merasa berhak meremehkan orang lain…..
Seolah-olah itu merupakan hal yang abadi….
Sebagai orang yang ngerasa punya karakter yang kadang suka ga aturan, saya jadi serem nih baca tulisan Mbak.. Takut pernah berbuat hal-hal yang tidak menyenangkan orang lain (pasti pernah, kayaknya pernah, namnaya juga manusia….)… Please please anyone, kalau saya ada salah berperilaku, kasih tau saya yaaa….
Mbak, soal Candra Dimuka Persit, jangan dong Mbaaak…. Yang bandel-bandel aja yang dijewer… Kalo yang manis-manis kayak saya, kita nge-mall aja yuk Mbaaaak… Hehehe….
Assalamualaikum ibu..
Mohon ijin,setelah kami membaca semua tulisan yang ada di blog ibu semuanya sungguh bermanfaat bagi kami.Semoga dapat kami terapkan dalam kehidupan berorganisasi.
Terimakasih, wassalamualaikum…
Sincerely,
Ira Ardhian S
Ikutan comment dehhh biar rame....
Pertama:
sebenarnya untuk masalah begini menurutku budaya barat justru lebih maju, yg katanya sangat mengedepankan "democracy" sbg supremasi nya.
Saya teringat wawancara Hillary Clinton dgn RCTI saat kunjungan nya ke Indonesia, senator pesaing Barrack Obama dlm Pilpres Amerika dan mantan First Lady.
RCTI : "Apakah anda merasa sedih dan kecewa ketika mengetahui diri anda kalah dr Barrack Obama? "
Hillary: "Sebagai pribadi tentu saya sangat sedih, marah dan kecewa karena saya telah berbulan2 menghabiskan waktu, biaya, tenaga dan pikiran untuk memenangkan Pilpres ini, tp pikiran itu hanya beberapa saat saja karena saya berpikir akan lebih baik saya melupakan kompetisi ini dan segera mendukung Barrack Obama untuk memenangkan persaingan pilpres sesungguhnya dgn kandidat Republikan senator "John Mccain" karena saya yakin Obama bisa membawa perubahan, karena sudah waktunya Demokrat tampil sebagai pemimpin...."
kesimpulannya adakah di Indonesia orang yg benar Demokrat sejati, mengakui kekalahan dan segera mendukung yang menang...?
Kedua:
Setelah membaca buku "Harus Bisa" dibuat oleh Dino Patti Djalal, Staff khusus Presiden SBY urusan Luar Negeri dan anak dari Professor Hasjim Djajal mantan Diplomat Senior..
ada pelajaran yang bisa saya petik dari perlaku SBY (saya bukan simpatisan loh). Kita ambil contoh Tokoh yg terdekat aja
Sebagai pribadi dia sangat rendah hati, santun dan bersahaja.
yg perlu dicatat beliau tidak pernah menjelek-jelekkan pemimpin2 terdahulu dan sangat hormat pada senior.....INGAT!! dia jg pernah di fitnah pernah menikah sebelum masuk AKABRI oleh Jenderal R. Hartono yg pernah mengklaim dirinya 'antek Soeharto' seorang penjilat .....tp apa balasan SBY???
pada saat HUT TNI thn 2005 tanpa disengaja kedua tokoh ini bertemu, semua tamu yg hadir pasti menduga pasti akan terjadi hal yg tidak mengenakkan.....tapi apa yg terjadi???
SBY dengan senyum ramah menghampti seniornya R. Hartono dan menyapa dengan senyum persahabatan dan membuat sang senior jd salah tingkah...
Satu cerita jg ketika seoarang mantan anggota dewan Zainal Maarif menfitnah hal yang sama dengan R. Hartono
SBY memang marah tapi sebagai pribadi yg di fitnah dan bukan sebagai kapasitasnya sebagai Presiden RI yang bisa memanggil Kapolri untuk menahan anggota dewan tsb...
SBY melaporkan ybs langsung ke Polda Metro Jaya...dan akhir cerita ybs dinyatakan bersalah oleh Hakim dan ujung-ujungnya....ybs menulis surat pribadi langsung kepada SBY meminta maaf telah memfitnah beliau.
Dan kisah2 selanjutnya tentang SBY bisa dibaca pada bukunya.
1. Mengenai istri DANYON yg konon katanya PONGAH....bisa jadi memang bawaan nya sifat nya yg begitu atau bisa jadi jg karena naek statusnya jadi istri DAN. Klo menurutku hal yg begini gak perlu pake acara Kawah Candra Dimuka, cukup kasih masukan aja tanpa bermaksud menggurui yang bersangkutan...
tapi sebelum kasih masukan ingat kata Ebiet G. Ade ".....Tengoklah ke dalam sebelum bicara Singkirkan debu yang masih melekat..." artinya siapa tau kita nya yg lebih pongah.
2. Mengenai kesombongan yg laen seperti General Family....ya harap maklum ajalah. Kan gak hanya General Family aja yg bisa menampakkan kesombongannya....pejabat sipil pun sama. Tinggal bagaimana menyikapi nya aja...Peace gt loh!
Jadi intinya menyikapi masalah itu kita sama2 bersikap dewasa dan bijak, kan kita sama2 sudah dewasa getho...
"Perubahan bukan datang dari orang lain tapi dari diri sendiri. Menjadi tua adalah takdir yang harus dijalani, tapi menjadi dewasa adalah pilihan."
Ass... mb offi..
duh bener banget deh mb.. banyak kejadian kayak gitu.
walaupun Q blm sah gabung dipersit,tapi Q pernah tinggal dilingkungan TNI dan pernah diajak ke acaranya jadi tau deh banyak yang sok berkuasa.
Padahal ya dimata ALLAH semuanya itu sama yang membedakan hanya iman dan taqwanya aja.
Kan itu nanti yang bakal diperhitungkan dihari akhir.
Dan lagi nich, ada surat yang mengatakan "bahwa sesama muslim itu bersaudara...". Tapi kalau dilingkungan persit mau gak mau tetep aja ada senior dan junior. Sebaiknya saling menghormati aja.
Regards,
Ully_Win
Wah Mba...kalau senyam-senyum sana-sini lalu diupload di FB, nanti dikira tebar pesona lagi hehehehe...
Ijin nimbrung mbak...Saya setuju bgt ama yg telah mbak tulis...Kalo saya lebih pada pengalaman yg sy jadikan pembelajaran bahwa ternyata pangkat,jabatan hanyalah milik suami yg merupakan amanah..Dan amanah hanya saat berdinas & kita harus menyadari ketika suami sudah tdk berdinas lg kita tinggal menuai hasilnya..Jika selama dinas kita menanamkan kebaikan & rendah hati maka disaat pensiun kita dapat menikmatinya dgn senyuman.... Kebetulan saya hdp dr lingkungan tentara mbak (ortu jg tentara)..Dan sy telah melihat banyak istri2 yg melebihi pangkat suaminya terlebih istri2 (kalo kt org istri mayor suami kapten,hehe)betapa sombongnya mereka sewaktu menjabat,tertawa pd tetangga pun tidak.Beberapa diantaranya akhirnya rmh tangganya hancur kebanyakan ditinggal suami yg punya WIL (amit2 ya mbak..)..Kebayang kn mbak ketika sombong bgmna & malunya skrg bgmna ketika tdk ada yg dibanggakan lg... karena itu skrg menjadi pembelajaran bg sy utk selalu rendah hati,dr rendah hati tersebut berpengaruh pd hubungan kita dg senior & junior..Dan ketika kita posisi sebagai senior kita jg hrs bisa menghormati & menghargai junior2 kita dengan bgtu loyalitas junior trhdp senior akan terbentuk..Begitupun ketika posisi saya sebagai junior kita tetap harus menjunjung tinggi adat ketimuran,hormat pd atasan,pada senior,pada org tua,pada sesepuh (terlebih iti lagi) sopan &rendah hati itu td. Jadi Antara Senior & junior merupakan 2 komponen yg tdk bisa dipisahkan sperti halnya ada sebab akibat..ada siang malam..ada baik dan jahat...dst..
Mgkn itu saja yg bisa sy tulis disini mbak..Mohon maaf dan mohon koreksi jika ada yg salah ya mbak..Thank u mbak offi tulisannya selalu bermanfaat bg saya terutama sbg junior yg perlu bnyk belajar...
Ass mba Offi,aduh sayang deh br kasi komentar skrg.hbs br tau klu ada ibu persit yg punya blog bgs.terima ksh mba,tulisan2 mba bs jd pencerahan utk sy & mungkn utk yg lain yg sdh merasa ilfil dg persit.ijin saran mba,kapan2 dibahas dong mba tentang hub ketua & wakil yg katanya bnyk intriknya(he he spt crt kerajaan aja).ditunggu tulisan2 mba yg lain,terima kasih mba....
Post a Comment